Benarkah Orang yang Tidur Mendengkur 91 Persen Lebih Mungkin Mengalami Stroke, Simak Pendapat Ahli

SIAR MEDIA - Kurang tidur dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. 

Pasalnya, tidur merupakan cara kita untuk mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas seharian.

Kendati demikian, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menunjukkan tidur berlebihan ternyata juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca Juga: Almarhumah Widi Astutik Istri Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono Dimakamkan di TPU Joglo Jakarta Barat

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan tidur setidaknya tujuh jam per hari.

Para peneliti menemukan sesorang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malamnya memiliki kemungkinan lebih besar menderita stroke.

Hal tersebut disampaikan Dr. Christine McCarthy yang memimpin penelitian ini, seperti dilansir SiarMedia.com dari laman New York Post, Sabtu 8 April 2023.

Baca Juga: Waduh! KPK Tetapkan Muhammad Adil selaku Bupati Meranti sebagai tersangka tiga Kasus Dugaan Korupsi

"Hasil (penelitian) kami menunjukkan bahwa masalah tidur harus dijadikan area fokus demi mencegah stroke," jelas Dr. Christine. L

"Berkat hasil penelitian ini, dokter bisa melakukan percakapan dini dengan orang-orang yang mengalami masalah tidur," sambungnya.

Dalam penelitian ini, semua data dilaporkan sendiri oleh para partisipan dan mereka juga tidak diharuskan memakai perangkat di malam hari untuk merekam pola tidur atau dengkuran.

Hasilnya, untuk kelompok yang menderita stroke sebanyak 151 orang tidur lebih dari sembilan jam, sedangkan pada kelompok non-stroke hanya 84 orang yang tidur selama itu.

Baca Juga: Ini 9 Poin Proyeksi Pembangunan Kota Manokwari dalam Proyek Strategis Nasional, Cek Yuk Ada Apa Aja!

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 162 orang dari kelompok stroke tidur kurang dari lima jam, sementara untuk kelompok non-stroke hanya 43 orang.